Tobasatu.com, Medan – Sejumlah bakal calon (balon) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) telah mendaftarkan diri ke beberapa partai politik menjelang Pilkada 2024. Namun, di tengah proses ini, muncul spekulasi di masyarakat mengenai kemungkinan adanya skenario yang mengatur agar seorang kandidat melawan kotak kosong pada Pilkada Sumut yang akan digelar pada 27 November mendatang.
Spekulasi ini mengemuka dalam forum diskusi di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) pada Selasa, 14 Mei lalu. Salah satu mahasiswa peserta diskusi, Luthfi A. Saragih berpendapat bahwa hal ini tampak dari popularitas salah satu calon yang tidak mencalonkan diri melalui jalur independen, meskipun survei menunjukkan hasil yang positif.
BACA JUGA:
Survei Charta Politika yang dirilis pada 20-27 September 2022 menempatkan Bobby Nasution di posisi pertama dengan 35,1%, diikuti Edy Rahmayadi dengan 34,3%, dan Musa Rajekhshah dengan 8,5%. Data ini bisa berubah, namun menjadi perhatian bahwa Edy Rahmayadi dan Bobby Nasution sebaiknya mempertimbangkan jalur independen karena mereka bukan kader partai politik tetapi memiliki popularitas tinggi. Bobby Nasution, yang masih menjabat sebagai Wali Kota Medan, dianggap memiliki potensi besar jika maju melalui jalur independen.
Sementara itu, Presidium Garda Akademisi Rakyat dan Mahasiswa Sumatera Utara (Garakema-SU), Mardiansyah Manurung, menilai bahwa untuk mengantisipasi dugaan skenario politik kandidat vs kotak kosong, Edy Rahmayadi sebaiknya maju melalui jalur independen.
Menurutnya, lobi-lobi politik di tingkat pusat dapat menghasilkan satu pasangan calon yang didukung mayoritas partai politik di DPRD Sumut, yang bisa menghambat munculnya pemimpin berprestasi dan baik bagi Sumut.
“Politik nasional dapat meluas ke berbagai daerah, termasuk Sumut. Kita harus waspada agar tidak terjadi dominasi satu calon yang didukung mayoritas partai, karena hal ini bisa mengurangi ruang demokrasi,” kata Mardiansyah pada Rabu, 15 Mei 2024.
Mardiansyah juga mengingatkan bahwa Sumut pernah mengalami situasi serupa ketika Tengku Erry Nuradi gagal mendapatkan dukungan partai politik saat mencalonkan diri kembali sebagai Gubernur Sumut. Ia mengimbau Edy Rahmayadi untuk mempertimbangkan jalur independen guna menghindari pengulangan sejarah tersebut.
Selain itu, Mardiansyah mendorong mahasiswa untuk menjadi garda terdepan dalam mengawasi proses demokrasi pada Pilkada 2024.
“Mahasiswa harus jeli, mengemukakan ide, dan mengamati langkah-langkah yang dapat mempersempit ruang demokrasi. Sikap yang harus dipegang adalah: Amati, Awasi, dan Laporkan,” tegasnya.
Dengan mempertimbangkan jalur independen, Edy Rahmayadi diharapkan dapat menjaga integritas dan transparansi dalam proses demokrasi di Sumut serta mendorong terciptanya kompetisi yang sehat dan adil pada Pilkada 2024. (TS-03)