Headlinemedan

Berkunjung ke Medan, Dubes Sri Lanka Jajaki Kerjasama Wisata Religi Budha

45
×

Berkunjung ke Medan, Dubes Sri Lanka Jajaki Kerjasama Wisata Religi Budha

Share this article
Duta Besar (Dubes) Sri Lanka untuk Indonesia, Jayanath Siri Kumara Colombage saat bertemu dengan Konsul Kehormatan Sri Lanka untuk Indonesia di Kota Medan Joefly J.Bahroeny, Senin (5/8/2024).

tobasatu.com, Medan | Duta Besar (Dubes) Sri Lanka untuk Indonesia, Jayanath Siri Kumara Colombage berkunjung ke Provinsi Sumatera Utara, Senin (5/8/2024). Kunjungan ini berlangsung selama tiga hari hingga 7 Agustus 2024.

Dalam kunjungannya ke Kota Medan, Jayanath terlihat didampingi Konsul Kehormatan Sri Lanka untuk Indonesia di Kota Medan Joefly J.Bahroeny.

Kunjungan tersebut dalam rangka membahas fungsi Konsulat Kehormatan Sri Lanka di Medan serta menjalin kerjasama lebih lanjut dalam ‘people to people connection’ antara Indonesia-Sri Lanka dalam bidang bisnis, pariwisata, kebudayaan dan pendidikan.

Wisata Religi 

Dalam kunjungannya ke Medan, Dubes Sri Lanka Jayanath Siri Kumara Colombage melakukan wisata religi ke Vihara Maitreya di Jalan Cemara yang diklaim merupakan vihara Budha terbesar Indonesia.

Dubes yang didampingi Madam Srima Colombage berkesempatan mengunjungi sejumlah vihara umat Budha di Kota Medan, diantaranya melihat kemegahan Vihara Maitreya di Jalan Cemara yang diklaim merupakan vihara Budha terbesar Indonesia, dilanjutkan mengunjungi Vihara Borobudur di Jalan Imam Bonjol Kota Medan, serta objek wisata Istana Maimun dan Kuil Hindu Shri Mariamman di kawasan Little India Kota Medan.

Jayaneth juga berkesempatan menyaksikan keindahan alam Danau Toba di kawasan Parapat, Kabupaten Simalungun.

Dalam keterangannya kepada wartawan, Jayanath menyatakan bahwa hubungan bilateral antara Indonesia dan Sri Lanka telah berlangsung lebih dari 70 tahun. Namun hubungan tersebut sempat terputus. Apalagi pada tahun 2022 Sri Lanka juga menurutnya menghadapi situasi yang sulit karena mengalami krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.

“Tetapi sekarang kami mencoba kembali menjalin hubungan yang sempat terputus tersebut,” ujar Jayaneth.

Hubungan Srilanka dan Indonesia secara umum didominasi di Pulau Jawa. Dari sektor perdagangan ada di logistik, bahan kimia, plastik, serta fasilitas produksi kelapa.

“Pada 2025 nanti akan ada perjanjian kerjasama antara Sri Lanka dan Indonesia sehingga kemungkinan ekspansi bisnis bisa dikembangkan lebih lanjut, terutama di Pulau Sumatera,” ujarnya.

Namun menurut Dubes, Sri Lanka dan Indonesia juga terkoneksi melalui perdagangan dan ajaran Buddha sejak dulu. Karena itulah Jayaneth juga menyatakan ketertarikannya untuk menjajaki kerjasama di bidang wisata religi dengan Indonesia. Apalagi populasi umat Budha di Sri Lanka sangat besar yakni mencapai 72 persen sehingga sangat potensial bila melakukan kerjasama berupa wisata religi dengan Indonesia.

“Kita bisa saling mengunjungi. Umat Budha Sri Lanka bisa menyaksikan Candi Borobudur di Indonesia yang merupakan Candi Budha terbesar di dunia,” sebutnya.

Keberadaan Candi Borobudur menurutnya menunjukkan kerukunan dan toleransi umat beragama di Indonesia sangat mengagumkan. Sebab candi Budha tersebut berdiri kokoh di tengah populasi warga muslim, namun tetap aman karena setiap umat beragama saling menghormati dan saling menghargai.

“Saya sangat kagum karena umat Muslim ikut menjaga dan melestarikan Candi Borobudur yang merupakan candi Budha tertua di dunia,” sebut Jayaneth.

Dubes Sri Lanka Prof Jayaneth Siri Kumara Colombage juga berkunjung ke Vihara Borobudur di Jl.Imam Bonjol Medan, dan menyatakan keinginannya untuk menjajaki wisata religi Budha dengan Indonesia.

Keinginan untuk menjajaki kerjasama wisata religi juga disampaikan Dubes Sri Lanka Prof Jayaneth Siri Kumara Colombage saat bertemu dengan pengurus Yayasan Vihara Borobudur, yakni Lindawaty Roesli selaku Ketua didampingi Untarya sebagai Sekretaris, dan Andianto sebagai pengawas vihara.

Menurut Jayaneth, Sri Lanka saat ini focus untuk meningkatkan investasi bagi kedua belah pihak, perdagangan serta wisata religi Buddha.

“Indonesia sangat terhubung dengan Srilanka melalui ajaran Buddha, seperti Candi Borobudur dan Muara Jambi sehingga Indonesia dan Srilanka harus menghubungkan kembali sejarah itu, belajar satu sama lain,” sebutnya.

Hal ini pun mendapat sambutan dari pihak Yayasan Vihara Borobudur yang menjanjikan akan membahas kelanjutan dari rencana kerjasama di bidang wisata religi tersebut. (ts-02)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.