IADO Ingatkan Atlet PON XXI Tidak Gunakan Doping untuk Dongkrak Performa

102
Ketua Umum IADO Gatot S.Dewa Broto dalam wawancara Senin (16/9/2024) di salah satu hotel di kawasan Jalan Gajah Mada Medan.

tobasatu.com, Medan | Organisasi Anti-Doping Indonesia (IADO) mengingatkan kepada para atlet yang bermain pada pertandingan PON XII Aceh-Sumut 2024 agar tidak coba-coba menggunakan doping untuk pendongkrak performa. Karena risikonya status juara akan dicabut.

“Tidak ada cerita menghalalkan segala cara untuk meraih kemenangan. Banyak meraih prestasi, dengan latihan dan pelatih yang bagus, nutrisi cukup, tidur yang cukup makanan yang baik Insha Allah bisa meraih juara,” kata Ketua Umum IADO Gatot S.Dewa Broto dalam wawancara Senin (16/9/2024) di Hotel Swiss Belinn Jalan Gajah Mada Medan.

Mantan Pejabat Kemenpora ini mengatakan saat ini per tanggal 15 September 2024 telah mengumpulkan sebanyak 236 sampel tes anti-doping dan telah mengirim 115 sampel ke Bangkok untuk dilakukan tes anti-doping para atlet PON XXI Aceh-Sumut 2024.

“Ini sih tidak semua cabor yang diambil sampel untuk tes anti-doping, hanya beberapa cabor yang memiliki risiko tinggi,” jelasnya.

Ada 16 cabang olahraga yang diambil sampel adalah gymnastic, aquatik, cycling, futsal, sepak bola putri, bowling, budy building, hockey indoor, taekwondo, atletik, pencat silat, tenis meja, golf, Esport, catur dan wushu.

Menurut Gatot idealnya semua cabang olahraga membutuhkan sampel untuk cek anti-doping, tapi kali ini pengambilan sempel hanya pada cabor yang prioritas yang memiliki risiko tinggi.

“Karena keterbatasan anggaran jadi yang diambil sempelnya hanya cabang olahraga yang berbasis Olimpiade. Karena cabor yang dilombakan pada PON kan juga sangat banyak,” ungkapnya.

Walau tidak semua cabor, kata Gatot setiap atlet yang bermain pada perhelatan PON tetap diawasi. “Kita kan juga punya badan intelijen di lapangan yang terus mengawasi karakter-karakter yang mencurigakan,” imbuhnya.

Adapun proses pengambilan sampel yang dilakukan IADO atas rekomendasi Dinas Kesehatan dari Aceh dan Sumatera Utara.

“Saya berterima kasih juga kepada Dinas Kesehatan Aceh dan Sumut telah memfasilitasi penginapan, ada ruangan khusus sesuai SOP. Ini baru saja pengambilan sempel dari Siantar dan Samosir,” bebernya.

Menurutnya sampel tes anti-doping yang telah diambil dari berbagai wilayah venue tempat berlangsungnya cabang olahraga dikumpul, dirapikan selanjutnya dikirim ke Jakarta. Dan dari Jakarta barulah dikirim ke Bangkok. “Ini masih terus berlanjut karena masih ada cabor juga yang masih bertanding,”jelasnya.

Gatot mengatakan tidak semua atlet yang diambil sampel anti-doping. Sampel yang diambil hanya untuk atlet yang meraih juara untuk peraih medali emas, perunggu dan perak.

“Enggak semua, bayangkan ada 9 ribu atlet. Jadi diambil yang juara saja,” paparnya.

Ketika nanti hasil tes anti-doping keluar dan ternyata sang atlet yang meraih juara terdeteksi menggunakan doping, maka sang atlet akan menjalani persidangan dan berisiko status kemenangannya dicabut.

“Tetap harus menjunjung azas praduga tak bersalah. Akan panjang nanti prosesnya. Melibatkan dokter juga, karena bisa jadi karena mengonsumsi obat tertentu. Tapi pada intinya adalah bermainlah dengan jujur. Banyak cara sehat untuk bisa berprestasi,” imbuhnya.

Saat ditanya nama-nama jenis obat-obatan atau suplemen yang mengandung anti-doping, Gatot berujar dirinya tidak berhak menyebut nama obat dan mereknya. “Itu bisa dicek di iado.id,” pungkasnya. (ts-02)