tobasatu.com, Medan | Langit terlihat mendung menjelang Ashar di Gedung Medan International Convention Center (MICC) yang terletak di kawasan Ringroad Medan, Rabu (18/9/2024). Dari gelagatnya, hujan akan segera turun. Padahal, di tempat itu sedang berlangsung pertandingan antar atlet-atlet Esport dari berbagai provinsi, dalam rangkaian Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut.
Disudut lain, seorang pria tua berpeci hitam mengenakan sorban putih terlihat berjalan sambil membawa mangkok berisi garam. Mulutnya komat-kamit merapal doa sambil menaburi garam di atas jalanan, memohon kepada Sang Kuasa agar hujan tidak turun.
‘Pak Rambe’, nama pria itu, merupakan pawang hujan. Tapi pria yang tinggal di Tanjung Morawa, Deliserdang itu memiliki istilah khusus untuk menyebut pawang hujan.
“Saya ini BMKG” tutur Pak Rambe, Rabu (18/9/2024) yang ditemui di Venue Sport, di Gedung MICC.
BMKG memang erat kaitannya dengan cuaca. Dan Pak Rambe memang bertugas untuk menetralisir cuaca dari hujan menjadi cerah.
Pak Rambe sudah menekuni profesi sebagai pawang hujan sejak tahun 2005. Ia sudah 19 tahun lebih menjalani pekerjaan itu.
Terkadang dia dipanggil oleh orang yang punya hajatan baik Pesta Pernikahan, Sunatan atau konser musik. “Saya seringnya dipanggil Erwin Kampusi kalau lagi mau ada konser,” ujar Pak Rambe. Erwin Kampusi adalah salah seorang promotor music ternama di Kota Medan.
Pak Rambe menyatakan ritual tabur garam yang dilakukannya adalah bagian dari ‘Doa” agar Yang Maha Kuasa tidak menurunkan hujan di tempat itu.
“Kita kan hanya memohon, tetapi semuanya berpulang kembali kepada Yang Maha Kuasa,” ujarnya.
Ritual tabur garam yang dilakukan Pak Rambe, bukan sembarang tabur garam. Tetapi, garam yang dicampur dengan beras putih, beras kuning, cabe merah, bawang merah, bawang putih, ketumbar dan merica itu juga ditaburnya sambil membacakan doa.
Garam ditabur pada waktu-waktu tertentu yakni pada waktu Zuhur, Ashar dan mendekati Magrib.
“Kita hanya ikhtiar tapi Allah yang menentukan. Mudah-mudahan Insya Allah atas izin Allah beberapa hari ini aman,” ujarnya.
Jika sedang tidak ada job menjadi Pawang Hujan, Pak Rambe sehari-harinya membuka kedai sampah di rumahnya. Dia tinggal di rumah itu bersama istri dan anak laki-lakinya.
Pak Rambe ‘menjaga’ Venue Esport di Gedung MICC hingga pertandingan berakhir pada Kamis (19/9/2024). (ts-02)
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.