BACA JUGA:
tobasatu.com, Medan | Pangdam I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Rio Firdianto, menegaskan pentingnya kolaborasi antara mahasiswa dan TNI dalam membangun kesejahteraan masyarakat. Hal ini disampaikan saat dirinya menjadi keynote speaker dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di Universitas Dharmawangsa, Jalan K.L. Yos Sudarso, Medan, Kamis (17/4/2025).
Kegiatan bertema “Peran Aktif serta Kolaborasi Mahasiswa dan TNI dalam Memajukan Kesejahteraan Masyarakat” ini diselenggarakan oleh Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEMSI) dan menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang. Hadir di antaranya Dr. Siswati Saragi, M.A.P. (Kaprodi Administrasi Publik FISIP Universitas Dharmawangsa), Ananda Ferdianta Sebayang (Koordinator Daerah BEMSI Sumut), Yops A. Italy (Ketua BEM Universitas Cenderawasih 2020–2021), Leon Alvinda Putra (Ketua BEM UI 2021), serta Asrendam I/BB Kolonel Arh Bambang Sukisworo.
FGD ini juga menjadi ruang dialog terbuka seputar revisi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, khususnya Pasal 7 ayat (2), yang kini secara eksplisit menambahkan tugas TNI dalam membantu penanganan bencana, pelaksanaan program strategis nasional, serta dukungan terhadap WNI di luar negeri.
Mayjen TNI Rio Firdianto menekankan bahwa perluasan peran TNI tersebut bukanlah bentuk kembali ke masa dwifungsi ABRI. “TNI tetap berada dalam jalur profesional sebagai alat pertahanan negara. Revisi ini bukan untuk menyeret TNI ke ranah politik atau pemerintahan sipil, tetapi untuk merespons tantangan zaman—seperti perang siber, penanggulangan bencana, dan bantuan kemanusiaan lintas negara,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, keterlibatan TNI dalam program strategis seperti makan bergizi gratis yang menjadi program Presiden RI, Prabowo Subianto, adalah bentuk pengabdian kepada masyarakat, bukan campur tangan dalam urusan sipil. “Kami siap bekerja sama, tapi tetap dalam kerangka aturan dan di bawah kendali otoritas sipil,” tegasnya.
Pangdam juga mengapresiasi semangat mahasiswa yang kritis dan terbuka terhadap isu-isu kebangsaan. Menurutnya, sinergi antara intelektual muda dan institusi militer sangat dibutuhkan untuk membangun Indonesia yang lebih kuat dan sejahtera.
Sementara itu, Rektor Universitas Dharmawangsa, Dr. H. Zamakhsyari bin Hasballah Thaib, Lc., M.A., menyambut baik terselenggaranya forum ini. Ia menilai mahasiswa saat ini dihadapkan pada banjir informasi dari berbagai kanal, sehingga kemampuan menyaring informasi yang valid menjadi kunci dalam menjaga stabilitas sosial.
“Mahasiswa harus bisa membedakan informasi yang valid dan hoaks. Diskusi seperti ini menjadi penting agar kita tidak mudah terprovokasi dan tetap menjaga nalar kritis demi kemaslahatan bersama,” ujarnya.
Diskusi berlangsung interaktif dengan semangat saling menghargai. Para mahasiswa menyampaikan pandangannya secara terbuka, termasuk soal arah revisi UU TNI, peluang kolaborasi, hingga tantangan demokrasi digital saat ini.
Forum ditutup dengan semangat kolaborasi dan komitmen untuk terus menjaga dialog terbuka antara dunia kampus dan TNI. “Kami terbuka terhadap kritik, gagasan, dan kolaborasi. Forum ini bukan titik akhir, tapi justru titik awal kerja sama yang lebih luas,” pungkas Mayjen Rio. (ts04)
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.