BACA JUGA:
Tobasatu.com, Medan | Suasana penyuluhan terasa hidup, dengan Soritua mengulang kisah-kisah tragis dampak narkoba yang merusak keluarga dan memutus harapan. Warga Paya Pasir diajak memulai langkah kecil, dari riung keluarga hingga mengoptimalkan Siskamling, demi menciptakan lingkungan Bersih Narkoba (Bersinar).
Di bawah langit Medan Marelan, Koordinator P2M BNNP Sumut, Soritua Sihombing, tidak menggunakan bahasa yang rumit. Ia berbicara tentang hal yang paling dekat dengan warga: keluarga, aib, dan harapan.
Penyuluhan ini, yang terangkai dalam Program TMMD 126, membedah secara gamblang bagaimana narkoba menghancurkan keharmonisan keluarga dan merongrong ekonomi.
Soritua mengingatkan, bahaya narkoba adalah ancaman dari dalam yang merusak logika, nalar, dan daya memori. Ia menggarisbawahi tiga sifat jahat narkotika—Adiktif, Toleran, dan Habitual—yang menjerat korban dalam lingkaran setan.
“Hilangnya harapan keluarga, itu kerugian terbesar. Narkoba membuat anak kita kehilangan masa depan,” katanya, memberi jeda.
Di sisi penanggulangan, fokusnya adalah penyelamatan. BNNP Sumut menjelaskan detail UU Narkotika. Pasal 54 mewajibkan rehabilitasi.
Pecandu yang belum cukup umur wajib dilaporkan orang tua/wali ke Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL). Ini adalah kewajiban hukum dan moral.
Pendekatan Voluntary atau lapor diri secara sukarela menjadi senjata utama BNN untuk memutus mata rantai. Kerahasiaan dijamin, rehabilitasi gratis, dan yang paling penting, tidak ada tuntutan pidana.
Warga Paya Pasir didorong untuk menjadi agen perubahan, melaporkan peredaran gelap dan membantu pecandu untuk diselamatkan.
Langkah praktis menuju lingkungan Bersih Narkoba (Bersinar) meliputi kegiatan riung keluarga yang rutin, sebagai upaya penguatan ikatan sosial. Juga, pembentukan Satgas Anti Narkoba di tingkat kelurahan.
Kesadaran yang dibawa TMMD 126 ini diharapkan menjadi modal bagi Paya Pasir untuk membangun ketahanan sosial yang kokoh terhadap ancaman narkotika. (ts04)
