BACA JUGA:
tobasatu.com, Medan | Kewajiban menjual seluruh karet Standar Indonesia Rubber (SIR) melalui Bursa Fisik Karet Indonesia akan membuat pembeli lari membeli ke negara lain. Pasalnya banyak spesifikasi khusus sesuai permintaan negara-negara tertentu yang tidak bisa diperdagangkan di bursa.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara (Sumut) Edy Irwansyah mengatakan, hingga sekarang perusahaan produsen karet banyak yang tidak setuju dengan penjualan melalui bursa fisik karet. Sebab, karet dengan spesifikasi khusus tidak bisa diperdagangkan pada bursa.
“Banyak perusahaan asal Jepang dan negara lainnya yang selalu membeli karet dengan spesifikasi khusus. Selama ini permintaan itu bisa dilayani dengan baik. Jika bicara khusus tentu tidak bisa diperdagangkan di tempat terbuka seperti bursa,” katanya di Medan, Selasa (10/5/2016).
Pihaknya khawatir, lanjut dia, apabila cara penjualan melalui bursa ini berjalan akan membuat pembeli utama itu lari membeli ke negara produsen karet lain. Sebab dengan adany bursa fisik ini, jenis dan mutu karet yang diperdagangkan akan memeliki spesifikasi yang sama begitu juga kemasannya.
Jika pembeli tidak bisa mendapatkan spesifikasi khusus maka mereka akan membeli dari negara lain. Bahkan lebih parah lagi, mereka akan petaninya agar menghasilkan spesifikasi yang dibutuhkan.
“Di tengah kondisi seperti sekarang ini dimana harga juga belum begitu terdongkrak naik, kami harap jangan lagi dipersulit dengan berbagai kebijakan tanpa mencari tahu terlebih dahulu apa yang dibutuhkan di lapangan,” ucapnya.
Namun apabila bursa fisik karet ini harus tetap berjalan, pihaknya meminta agar pemerintah tidak menjadikannya sebagai satu kewajiban. Dalam artian, produsen karet masih bisa menjual langsung ke pembeli.
“Sekarang perusahaan mencari segmen pasar yang menguntungkan. Kalau harus dibatasi lagi seperti ini, akan semakin mempersulit pengusaha. Hendaknya pemerintah tidak menjadikan ini mandatory atau perintah untuk semua perusahaan. Jika tidak berdampak besar terhadap devisa negara,” ujarnya.
Dia memprediksi negara yang akan kebanjiran pesanan adalah Vietnam karena saat ini menjadi produsen ketiga di dunia dan tidak wajib masuk dalam bursa fisik karet. Sementara Thailand dan Malaysia tidak ada mewajibkan produsen menjual melalui bursa. “Bisa jadi pembeli akan lari ke Vietnam,” katanya. (ts-13)








